Nusantaranews- Informasi, Fakta dan Opini
20 Penemuan Abad 20 yang Mengubah Dunia
Maret 18, 2009
Sebagian besar aplikasi ilmu dan
teknologi diawal abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di abad 20.
Sepanjang abad 20, telah terjadi perubahan teknologi yang sulit
dibayangkan sebelumnya, terutama teknologi transistor pada tahun 1950-an
yang berkembang menjadi prosesor hingga chip-chip super kecil yang
terpasang pada berbagai aplikasi canggih. Belum lagi teknologi nuklir
yang membawa Amerika menjadi negara Superpower hampir selama 1 abad yang
sebelumnya dipegang oleh Kerajaan Inggris di abad 18 dan 19. Ada begitu
banyak penemuan-penemuan ilmu dan teknologi yang telah mengubah dunia
yang “kuno” pada awal abad 20 menjadi dunia serba canggih di abad 21. Apa saja teknologi abad 20 yang telah mengubah ini?
Meskipun ada begitu banyak penemuan
terutama teknologi baru, maka pada kesempatan ini saya hanya akan
memilih 20 penemuan yang mengubah dunia. Berikut 20 penemuan mengubah dunia :
- Listrik
- Elektronika (ie. transistor dan IC)
- Robotika (eg. mesin produksi, mesin pertanian)
- TV dan Radio
- Teknologi Nuklir (ie. E=mc2)
- Mesin Transportasi (ie. mobil)
- Komputer
- Internet
- Pesawat Terbang
- Telepon dan Seluler
- Rekayasa Pertanian dan DNA (termasuk kloning)
- Perminyakan
- Teknologi Luar Angkasa (ie. satelit dan spacecraft)
- AC dan Kulkas
- Rekayasa Material (eg. material bangunan dan kerangka mesin)
- Teknologi Kesehatan (eg. laser, IR, USG)
- Fiber Optic
- Fotografi (eg. kamera, video)
- Teknologi Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga
- Moral Movement
Landasan Kategori Penemuan Menjadi Penting (Mengubah Dunia)
Hampir semua dari 20 kategori tersebut merupakan penemuan dan improvement teknologi sepanjang
abad 20
dan sebagian besar masih dalam proses pengembangan teknologi yang lebih
efisien dan efektif baik dari sisi ukuran, kecepatan, hemat energi,
user friendly, hingga aspek cost. Dan pemilihan 20 penemuan dan
teknologi tersebut didasarkan dampak yang luas terhadap kehidupan
manusia. Terutama dalam mengubah gaya hidup, kebiasaan, dan sikap mental
yang semuanya berdampak pada ekonomi, interaksi sosial-lingkungan dan
tidak terkecuali perkembangan teknologi itu sendiri.
Salah satu contohnya adalah energi
listrik. Hampir semua orang di dunia (saya kurang tahu di Afrika dan
pedalaman Indonesia) saat ini telah “terikat” dengan kebutuhan listrik.
Tanpa listrik, kehidupan seolah-olah mati. Tanpa listrik, saya gak
mungkin berkomunikasi via hp, email ataupun blog. Tanpa listrik, kita
akan kesulitan mengalirkan air dari satu tempat ke gedung pencakar
langit. Tanpa listrik, malam hari menjadi dunia yang penuh gelap gulita
alias mati. Listrik telah menjadi kebutuhan utama manusia. Sehingga,
energi dan sumber energi listrik telah berubah dari sekadar komoditas
ekonomi, kini telah masuk ke komoditas politik internasional. Dengan isu
energi, maka perang menjadi senjata untuk menguasai pasokan energi.
Hal serupa dengan internet dan teknologi
dan rekayasa medis yang telah memasuki babak baru. Dari hal yang tidak
mungkin pada 30-an tahun silam, kini telah menjadi hal yang biasa di
abad 21. Dari kekuatan supranatural, kini paradigma manusia mulai lari
ke dunia “serba sains dan teknologi” terutama di negara maju dalam
teknologi dan rekayasa sains. Dan dibagian ke-20, maka saya masukkan
poin yang lain yakni mental. Diera perkembangan teknologi yang super
ini, maka gerakan moral (moral movement) akan menjadi isu sangat penting
diabad 21. Gerakan moral telah dimulai diakhir abad 20 yang
menjembatani berbagai aspek kehidupan suku, agama, ras, dan bangsa di
dunia. Mulai dari gerakan keadilan, hak asasi, independen hingga gerakan
penyelamatan lingkungan yang booming lewat kampanye Al Gore. Selain
kegemilangan teknologi, bumi dan dunia butuh penyimbang yakni gerakan
moral yang salah satunya adalah Back to Green Nature yang sering
dialpakan oleh manusia.
Akhir kata, penemuan dan inovasi sains
dan teknologi tidak akan berhenti selama manusia terus mencari dan
mencari hal-hal yang lebih baik, lebih unik, atau lebih dan lebih. Jika
diawal abad 21, penemuan mutakhir adalah memristor (April 2008 ), maka
saya meyakini bahwa dalam setiap 1 dekade akan selalu muncul
invensi-invensi baru. Hanya saja, apakah kita sebagai bangsa Indonesia
bisa menjadi pihak penemu, penunjang penemu, memanfaatkan penemuan
(membangun industri) atau hanya menjadi bangsa pemakai saja. Semua
tergantung pada diri kita dan lingkungan riset dan pendidikan di negeri
ini. Mampukah pemerintah dan perguruan tinggi menghasilkan invensi dalam
1 dekade ke depan? Hanya waktu yang dapat menjawab.
Di setiap kategori, saya akan coba
ulas lebih detil terutama asal muasal penemuan (tokoh dibalik penemuan),
ilmu sains yang melatarbelakangi teknologi tersebut, perkembangannya
serta dampak-dampaknya dalam aspek kehidupan seandainya teknologi
tersebut alpa dalam kehidupan kita. Salah satu contohnya adalah
“bagaimana jika tidak ada listrik?”.
Terima kasih atas kesediaanya membaca artikel ini, dan saya tunggu tanggapan dan kritikan konstruktifnya (hmm… mengingat beberapa poin kategori saya pilih secara subjektif… :D ).
Terima kasih atas kesediaanya membaca artikel ini, dan saya tunggu tanggapan dan kritikan konstruktifnya (hmm… mengingat beberapa poin kategori saya pilih secara subjektif… :D ).
Bandung – 18 March 2009
Echnusa (nusantaraku)
Echnusa (nusantaraku)